Baju/Kain Ihram - Tentunya kita telah tahu apa itu ihram. Ihram (Bahasa Arab: إحرام Ihrām) adalah keadaan seseorang yang telah berniat untuk melaksanakan ibadah haji dan atau umrah. Mereka yang melakukan ihram disebut dengan istilah tunggal "muhrim" dan jamak "muhrimun". Calon jamaah haji dan umrah harus melaksanakannya sebelum di miqat dan diakhiri dengan tahallul.
PAKAIAN IHRAM
Tidak ada perselisihan bahwa orang-orang yang sedang ihram harus menggunakan baju atau pakaian ihram. Baju ihram ialah baju yang dikenakan ketika berihram. Baju/pakaian ihram untuk laki-laki adalah 2 helai kain yang dililitkan ke badan dengan tanpa jahitan. Warna untuk pakaian ihram tidak berprinsip—namun secara umum adalah putih. Yang menjadi prinsip adalah tidak berjahitnya itu. Sedangkan pakaian ihram untuk wanita adalah pakaian yang layaknya ketika seperti pada saat sholat, yaitu seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.HIKMAH DAN TUJUAN PAKAIAN IHRAM
Pakaian ihram yang tidak berjahit adalah ingin menjelaskan bahwa manusia harus melepaskan segala sifat buruk pada dirinya, seperti merasa bangga, suka pamer kemewahan, sombong atau takabur. Betapun mahalnya pakaian seseorang jika hanya diselendangkan pada badannya tidaklah mempunyai nilai kemewahan. sedangkan kain yang sudah dijahit menjadi baju/pakaian dengan berbagai model dan motif, seperti menjadi jas misalnya, maka di situlah akan mempunyai nilai kemewahan.Tujuan lebih jauh adalah agar manusia mempunyai rasa rendah diri di hadapan Tuhannya. Bahwa manusia adalah makhluk yang lemah dan tidak mempunyai apa-apa, hina dn tidak berdaya tanpa rahmat dari Tuhannya.
CARA MEMAKAI KAIN IHRAM
Berikut langkah cara mengenakan kain/pakaian ihram:1. Cara mengenakan pakaian ihram untuk laki-laki
- Ketika mengenakan kain ihram yang perlu diperhatikan adalah, pastikan kain bagian bawah adalah kain yang lebih tebal atau lebih panjang dari kain untuk bagian atas. Pengalaman membuktikan, kain yang terlalu panjang di bagian atas akan menyulitkan kita untuk sholat.
- Sebelum memakai kain ihram, kita harus mandi besar/junub dengan niatan mandi berihram.
- Jangan lupa melepas pakaian dalam, karena terlarang bagi kaum laki-laki mengenakan 'dalaman' (underwear) saat mengenakan kain ihram.
- Posisi kedua kaki sebaiknya dibentangkan saat memakai kain ihram. Hendaklah pula tidak terlalu lebar, namun kira-kira bila kita membentangkan kaki kain ihram masih bisa menutupi aurat kita. Bila dipakai ukuran pribadi, kira-kira sedikit lebih lebar dari bentangan bahu kita.
- Pusar adalah batas atas aurat laki-laki. Sebaiknya mengenakan kain ihram ini melewati pusar, jangan sampai pusar kita kelihatan. Batas bawahnya adalah lutut namun tidak menutupi mata kaki. Jadi ukuran ideal adalah dari atas pusar sampai betis.
- Boleh mengenakan sabuk untuk mengencangkan balutan kain bagian bawah.
- Saat thawaf, bahu sebelah kanan harus dibuka. Kain bagian atas yang tadinya menutup kedua bahu, diselempangkan di bawah ketiak kanan dan dilampirkan di bahu kiri. Namun bila sholat, sebaiknya kedua bahu kembali ditutupi kain ihram.
2. Cara mengenakan pakaian ihram untuk wanita
Bagi wanita, penggunaan pakaian ihram sama layaknya ketika memakai mukena. Tidak memakai warna yang mencolok dan di sunahkan berwarna putih.Tidak ada yang khusus untuk pakaian perempuan saat berihram. Cukup memakai pakaian biasa dengan syarat tidak bertujuan tabaruj. Ketika ihram perempuan tidak dilarang secara mutlak mengenakan penutup tangan dan wajah akan tetapi yang dilarang adalah menutupinya dengan cadar serta sarung tangan.
Bagi perempuan maka diperbolehkan memakai kaos kaki dan sepatu ketika berihram, karena kaki wanita adalah aurat. Hendakanya tidak menjulurkan bajunya hingga menutup kedua kakinya. Cukup baginya kaos kaki dan sepatu atau yang lainnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang wanita yang sedang ihram, "Janganlah wanita bercadar dan janganlah dia memakai kaos tangan." (hadits riwayat Bukhari dalam shahihnya).
Adapun sebagai ganti cadar bagi wanita ketika sedang ihram adalah dia dapat menutup wajahnya dengan kerudung dan yang semisalnya ketika dia berhadapan laki-laki. Berdasarkan riwayat dari 'Aisyah radhiallahu ‘anha ia berkata, "Rombongan laki-laki melewati kami dan kami bersama rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mereka berpapasan dengan kami setiap orang diantara kami mejulurkan jilbabnya dari kepala ke mukanya dan jika mereka telah melewati kami maka kami membukanya." (hadits riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Tidak ada komentar:
Write komentar